⋅ Galeri Foto ⋅ Advertorial
   
 
BRIN Melakukan Temu Bisnis Antara Inventor BRIN Dengan Industri Yang Bergerak Pada Bidang Pertanian Dan Pangan
Jumat, 24-06-2022 - 17:53:26 WIB
TERKAIT:
   
 

 



JAKARTA-- Badan Riset Dan Inovasi Nasional (BRIN) menargetkan 30 kerja sama lisensi dengan industri atau pelaku usaha untuk meningkatkan pemanfaatan dan produktivitas invensi dan inovasi dalam rangka memperkuat transformasi ekonomi yang berdaya saing dan berkelanjutan. Untuk itu, BRIN melakukan temu bisnis antara inventor BRIN dengan industri yang bergerak pada bidang pertanian dan pangan. 


Direktur Alih dan Sistem Audit Teknologi Badan Riset Dan Inovasi (BRIN) Edi Hilmawan, mengatakan forum ini juga diharapkan dapat meningkatkan riset dan inovasi berdasarkan demand pull atau kebutuhan industri. "Melalui temu bisnis tersebut, pihaknya ingin meningkatkan jumlah invensi pertanian dan pangan yang dimanfaatkan oleh calon mitra industri," kata Edi, Jumat (24/6), saat dalam keterangan resmi BRIN, di Jakarta.


Beberapa inovasi yang ditawarkan BRIN kepada industri antara lain teknologi pembuat mi siap seduh dan formula pangan darurat.
Sementara itu, Peneliti di Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan BRIN Dini Ariani, mengungkapkan mi siap seduh bebas gluten dapat dikonsumsi berbagai lapisan masyarakat, sebagai sumber karbohidrat dan serat pangan.
"Mi ini aman dikonsumsi oleh penderita autis, dan menjadi alternatif zat gizi bagi penderita yang mengalami gangguan pencernaan.


Mi tersebut terbuat dari 100 persen bahan pangan lokal, yaitu mocaf sebagai hasil fermentasi ubi kayu, tepung sagu, tapioka, tepung beras, dan telur, sehingga bebas gluten," tandas Dini.


Produksi mi siap seduh yang dilakukan UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) binaan pada tahun 2022 ini, sudah laku terjual hingga 1.700 mangkok (cup), dengan konsumen dari Yogyakarta dan sekitarnya. Inovasi formula pangan darurat mengandung imunostimulan, yakni substansi yang menstimulasi sistem imun dengan meningkatkan aktivitas komponen sistem imun untuk melawan infeksi dan penyakit.


"Penggunaan pangan darurat ditujukan untuk mengatasi kekurangan imun dan energi pada saat bencana alam atau bencana lain, atau pada saat diperlukan energi tinggi, seperti mendaki gunung, dan latihan militer," ujarnya.


Peneliti di Pusat Riset Agroindustri BRIN Retno Dumilah Estiwidjayanti, mengatakan pangan darurat yang dikembangkan berupa makanan siap saji, berkalori tinggi, mengandung imunostimulan, mengandung vitamin mineral, bahan baku lokal, bentuk produk biskuit fungsional.


"Pangan darurat merupakan produk pangan olahan yang dirancang khusus untuk dikonsumsi pada situasi yang tidak normal seperti saat bencana alam, yaitu banjir, longsor, gempa bumi, musim kelaparan, dan kebakaran. Pengembangan pangan darurat harus memenuhi lima karakteristik, yakni aman, enak, mudah dipindahkan dan didistribusikan, mudah digunakan, dan nutrisi lengkap," ucap Retno.


Ada produk pangan darurat yang dirancang untuk kondisi saat air bersih, dan bahan bakar untuk memasak sudah tersedia, dan ada produk pangan yang dirancang untuk menghadapi situasi saat air bersih tidak tersedia dan tidak bisa memasak. (dade)




 
Berita Lainnya :
  • BRIN Melakukan Temu Bisnis Antara Inventor BRIN Dengan Industri Yang Bergerak Pada Bidang Pertanian Dan Pangan
  •  
    Komentar Anda :

     
     
    Bappeda Kampar Gelar FKP Ranwal RKPD 2024
     
     

     

    Quick Links

     
    + Home
    + Redaksi
    + Disclaimer
    + Pedoman Berita Siber
    + Tentang Kami
    + Info Iklan
     

    Kanal

     
    + Nasional
    + Sumatera
    + Jabar
    + Riau
    + Infrastruktur
     
     

     

     
    + Ekbis
    + Cityzen
    + Siaran Pers
    + Indeks Berita
     
     
    © 2020 HKindonesia.com - Harian Kita Indonesia - Membangun untuk Indonesia, all rights reserved